Sabtu, Januari 16, 2021
Tugujatim.id
Advertisement
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
Tugujatim.id
No Result
View All Result
Home News

Hari Menanam Pohon Indonesia, Sejarah dan Kisah di Baliknya

Redaksi Penulis Redaksi
November 28, 2020
in News, Pendidikan
Hari Menanam Pohon Indonesia, Sejarah dan Kisah di Baliknya

Ilustrasi Hari Menanam Pohon. (Foto: Unsplash)

Share on FacebookShare on TwitterShare Whatsapp

Tepat di tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Kebijakan ini ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui keputusan presiden RI Nomor 24 Tahun 2008. Penetapan ini juga diikuti dengan munculnya slogan One Man One Tree (OMOT) untuk tetap melestarikan pohon-pohon dan hutan yang ada di Indonesia. Bertepatan dengan hari ini mari kita sejenak melihat cerita pohon dan hutan yang ada di dunia ini.

Berdasarkan data yang dihimpun Tirto secara global Indonesia menempati posisi kelima sebagai negara dengan kehilangan tutupan pohon terbesar yang berarti menyangkut wilayah hutannya. Sejak tahun 2001 hingga 2014, Global Forest Watch mencatat Indonesia telah kehilangan 18,91 juta Ha hutan.

ilustrasi penebangan hutan
Ilustrasi penebangan hutan. (Foto: Unsplash)

Baca Juga: Rekomendasi Film Animasi Keluarga yang Cocok untuk Menemani Akhir Pekan

Ada banyak faktor yang menyebabkan semakin luasnya area hutan yang hilang dan kebutuhan manusia merupakan penyumbang terbesar. Sebut saja kebutuhan manusia terhadap kertas dan tissue yang membutuhkan pohon sebagai bahan baku utamanya.

Semenjak pandemi virus COVID-19 ini penggunaan tissue tercatat semakin meningkat khususnya permintaan untuk tissue toilet. Rata-rata manusia menebang hampir 270 ribu pohon sehari untuk membuat tissue toilet. Padahal 1 batang pohon diperkirakan hanya bisa menghasilkan 1 kotak tissue, lantas bagaimana jika setiap rumah menggunakan lebih dari 1 kotak dalam per harinya?

tissue. gulungan tissue
Tissue, salah satu produk yang berasal dari kayu. (Foto: Unsplash)

 

Menurut Koesnadi dari Sekjend Sarekat Hijau Indonesia (SHI) tentang hitungan sederhana bagaimana penyusutan hutan alam Indonesia akibat dari penggunaan tissue oleh masyarakat.

“Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta orang dan setiap satu harinya 1 orang menggunakan ½ gulung kertas tissue artinya penggunaan kertas tissue bisa mencapai 100 juta gulung tissue per hari, berarti per bulannya pemakaian tissue di indonesia mencapai 3 milyar gulung. Bila berat kertas tissue itu 1 gulung mencapai ¼ kg, maka 3 milyar dihasilkan angka kira-kira 750.000.000 kg setara dengan 750.000 ton, Bila untuk menghasilkan 1 ton pulp diperlukan 5 m3 kayu bulat, dengan asumsi kayu bulat 120 m3 per hektar (diameter 10 up) maka sudah bisa ditebak penggunaan hutan untuk mengurus kebersihan mencapai ratusan ribu hektar setiap bulannya”.

Baca Juga: Ketika Tempe Telah Menjadi Olahan Kuliner Budaya di Meksiko

Selain penggunaan tissue penebangan pohon di hutan juga tidak berhenti untuk kebutuhan perluasan lahan perkebunan kelapa sawit. Bulan November lalu, Suku Mandobo dan Malind yang tinggal di pedalaman Papua kembali menerima kenyataan pahit ketika hutan adat milik mereka harus dibakar oleh perusahaan asing yang mengelola kebun kelapa sawit.

Hutan Papua merupakan salah satu hutan hujan yang tersisa di dunia dengan keanekaragaman hayati tinggi. Ada lebih dari 60% keragaman hayati Indonesia hidup disana. Namun sayangnya hamparan hutan itu berganti menjadi petak-petak kebun kelapa sawit.

Dilansir dari BBC Indonesia terlihat pohon kelapa sawit berjajar milik anak usaha perusahaan Korea Selatan, Korindo Group. Kelompok perusahaan ini tercatat sebagai pemilik area lahan terluas di Papua daripada perusahaan lainnya. Perusahaan ini telah membuka hutan Papua lebih dari 57.000 hektare, atau hampir seluas Seoul, ibu kota Korea Selatan.

Masyarakat adat Papua tidak mampu berbuat lebih daripada meratapi hangusnya hutan tempat mereka bernaung. Sejumlah investigasi juga dilakukan oleh para organisasi lingkungan seperti Forensic Architecture dan Greenpeace untuk mencegah semakin buruknya keadaan.

Baca Juga: Menengok Proyek Angelina Jolie Sebagai Sutradara Film ‘Unreasonable Behaviour’

Padahal 1 pohon memiliki arti besar untuk manusia karena dapat memberikan oksigen untuk 3 orang dan menyerap karbon dioksida di udara. Pohon juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya sejumlah bencana alam. Namun sayangnya dengan ragam kebermanfaatan ini manusia masih berlaku serakah terhadap lingungan.

Oleh karena itu mari kita jadikan momentum Hari Menanam Pohon ini untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Hal sederhana bisa dilakukan dengan mengurangi penggunaan tissue dan kertas. (Andita Eka w/gg)

 

Referensi: bbc.com, tirto.id, kompasiana.com

 

Tags: Hari Menanam Pohon Indonesiahutanlingkunganpenggundulan hutanpenghijauanpohonreboisasi
Previous Post

Ahli Multitasking Bukan Berarti Seorang Jenius

Next Post

Beredar Kabar Wali Kota Malang dan Sekda Kota Malang Positif Corona, Apa Benar?

Next Post
Wali Kota Malang, Sutiaji

Beredar Kabar Wali Kota Malang dan Sekda Kota Malang Positif Corona, Apa Benar?

  • Trending
  • Comments
  • Latest
kampus UM

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

Agustus 27, 2020
Polisi amankan barang bukti motor Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

November 19, 2020
one piece 991 one piece volume 97

Spoiler One Piece 991: Jack Tumbang, Kinemon Tebas Napas Api Kaido

Oktober 15, 2020
Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Agustus 27, 2020
biduan kena tipu

Modus Investasi Tembakau, Biduan Asal Malang Kena Tipu Rp 350 Juta

5
Kondisi pengungsian akibat erupsi Gunung Semeru. (Foto: BEN/Tugu Jatim)

Dua Desa di Lumajang Bertahan di Pengungsian Pasca-Erupsi Gunung Semeru

4
ilustrasi obesitas

Awas, Obesitas Tingkatkan Risiko Kematian COVID-19 hingga 48 Persen

4
senjata api

Polisi Bekuk Sindikat Senjata Api di Malang, Sita Belasan Pucuk Pistol

3
Bakso Kuah Pedas Bang Hasan. (Foto: Fen/Tugu Jatim)

Sensasi Nikmatnya Makan Bakso Mercon Kuah Ndower Bang Hasan di Malang

Januari 16, 2021
Keluarga korban jatuhnya Sriwjaya Air SJ-182, Fadly Satrianto yang ditemui oleh Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana. (Foto: Rangga Aji/Tugu Jatim)

Keluarga Fadly: Semoga Putra Kami Masuk Surga, Kami Bersyukur Walau Batin Kami Terenyuh

Januari 15, 2021
Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana saat ditemui di Balai Kota Surabaya dalam rangka program vaksinasi, Jumat (15/1/2021). (Foto: Rangga Aji/Tugu Jatim)

109 Faskes Disiapkan untuk Program Vaksinasi COVID-19 di Surabaya

Januari 15, 2021
Operasi yustisi yang dilakukan oleh petugas gabungan di Bojonegoro. (Foto: Dokumen/Polres Bojonegoro)

Petugas Gabungan Bojonegoro Gelar Operasi Yustisi, 17 Orang Langgar Protokol Kesehatan

Januari 15, 2021
Tugujatim.id

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Pilihan Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Kerjasama

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Go to mobile version
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications