Mojokerto – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya (UB) menggelar program pendidikan pertanian untuk anak usia dini di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Anwar, Mojokerto. Beberapa program yang dijalankan antara lain adalah pendidikan tanaman pangan (Agrifood Education) dan kewirausahaan bidang pertanian (agripreneurship). Program ini sendiri telah berjalan selama 9 bulan terhitung mulai Januari hingga Oktober 2020.
Alasan Tim Pengadian UB melakukan program pertanian sejak dini lantaran dilatari oleh Indonesia yang dikenal sebagai bangsa berbudaya agraris. Di mana lahan pertanian masih terbentang luas meski sebagian lahan itu kini terlah berlaih fungsi menjadi area industri dan perumahan.
Baca Juga: Banyak Peminat, KBRI London Dorong Bahasa Indonesia jadi Bahasa Internasional
Menurut Ketua Tim Pengabdian UB untuk SDIT Al-Anwar, Dr. Sujawo, SP., MP menyatakan bahwa kendala dalam bidang pertanian adalah menurunnya jumlah sumber daya manusia yang mau mengelola dan menggarap lahan pertanian. Padahal, menurutnya SDM tersebut penting bagi keberlangsung pertanian di Indonesia.
“Tanpa kemampuan dan dukungan SDM yang memadai, kualitas dan kuantitas hasil pertanian juga terancam tidak maksimal,” beber Sujawo.
Pihaknya menyatakan bahwa Kegiatan ini bermaksud meningkatkan kecintaan dan kesadaran pada pertanian bagi anak usia dini.
“Menanamkan kepedulian dan keterampilan dalam bidang pertanian pada anak usia dini menjadi penting untuk menyiapkan sumber daya manusia di masa depan. Bentuk kegiatan pendidikan pertanian ini berupa sosialiasi dan praktik secara langsung,” imbuhnya.
Baca Juga: Demo Unik di Malang: Kecam Presiden Macron dengan cara Makan Makaroni
Dr. Sujawo, juga menyampaikan materi sosialisasi pada siswa difokuskan pada pemberian pengetahuan tentang komoditas pangan. Kegiatan sosialisasi ini dilengkapi dengan modul pembelajaran. Selain itu, tim pengabdian UB juga menyediakan media tanam hidroponik dan polybag di sekolah sebagai medium praktik langsung para siswa sehingga mereka bisa memiliki keterampilan bercocok tanam.
Untuk diketahui, SD Islam Terpadu Al-Anwar Mojokerto ini sendiri menjunjung moto “green school” dan memiliki sekitar 400 siswa.
“Jika di antara mereka nanti ada yang berminat mengembangkan bidang pertanian, maka lahan-lahan dan budaya pertanian bisa dilestarikan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SDIT Al-Anwar, Wahyu Kurniawan, S.Ag, M.Si, mengatakan lembaga yang dia pimpin sangat terbuka untuk ajang pendidikan pertanian dan berharap program pendidikan pertanian tersebut memiliki keberlanjutan.
Baca Juga: Daftar Produk Prancis di Indonesia, Mulai Danone, L’Oréal, hingga Ubisoft
“Upaya pendidikan pertanian pada anak usia dini sangat penting untuk menyiapkan generasi bangsa yang peduli budaya agraris dan memiliki jiwa kewirausahaan dalam bidang pertanian,” terang Wahyu Kurniawan..
Terlebih, menurut Dr. Sujarwo, S.P, MP, selain dididik untuk memiliki kesadaran dan kemauan berlatih menanam tanaman pangan, para siswa juga diajari cara memasarkan hasil tanaman sesuai dengan peluang pasar. Harapannya ke depan, mereka akan menjadi generasi yang mampu menciptakan lapangan usaha di bidang pertanian secara kreatif dan inovatif. (Ads)